Rabu, 29 Juli 2015

Kata Mutiara : Ado Sadroi, Akp. Mahasiswa Dharma Usada Stab Nalanda

“Saya mencintai kehidupan, tetapi saya tidak takut akan kematian. Betapapun, sebisa mungkin saya lebih suka meninggal paling belakangan.”
Georges Simenon-Pencipta Karakter Detektif Fiksi Inspektur Maigret

Setiap kita tersenyum kepada seseorang, tindakan tersebut merupakan perwujudan dari kasih, anugerah bagi orang itu, dan sesuatu yang sangat indah.”
Bunda Teresa Pelayan Kaum Miskin di Calcuta, India
“Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.”
Lawrence G Lovasik, Motivator dan Konselor Kerohanian Amerika Serikat

“Harta sejati adalah kesehatan, bukan emas dan perak.” Mahatma Gandhi (1869-1948), Pemimpin Besar India


Begitulah cinta, ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…
“Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita–kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif.” Fyodor Dostoyevsky (1821-1881)

“Harapan adalah tabir alami untuk menyembunyikan ketelanjangan kebenaran.”
Alfred Bernhard Nobel, Penemu-Ilmuwan Swedia

“Kecantikan bukan berada pada raut wajah, dia terpancar bagai serunai sinar dari dalam hati.” Kahlil Gibran (1883-1931), Pujangga

“Cinta dan keajaiban memiliki persamaan besar. Keduanya memperkaya jiwa dan mencerahkan hati.” Nora Roberts, Novelis Cinta AS
“Sekuntum mawar akan menjadi kebunku. Seorang sahabat sejati akan menjadi duniaku.” Leo Buscaglia (1924-1998), Sastrawan AS

“Sekuntum mawar akan menjadi kebunku. Seorang sahabat sejati akan menjadi duniaku.” Leo Buscaglia (1924-1998), Sastrawan AS

Hadapilah setiap tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan Anda telah tersentuh gairah kemenangan.” George S Patton (1885-1945) Jenderal AS di Perang Dunia I dan II

“Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita–kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif.”
Fyodor Dostoyevsky (1821-1881), Novelis Rusia

“Mencintai artinya berbagi kebahagiaan demi kebahagiaan orang yang kita cintai.” GW Von Leibnitz, Matematikawan-Penemu Kalkulus

“Hampir semua pria memang mampu bertahan menghadapi kesulitan. Namun, jika Anda ingin menguji karakter sejati pria, beri dia kekuasaan.”

Abraham Lincoln (1809-1865), Presiden AS ke-19
“Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Kita tak bisa mengubah sesuatu yang tak bisa dihindari. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah berpegang pada tali yang kita punya. Dan itu adalah perilaku yang benar.” Charles R Swindoll, Penulis AS
“Suatu nasihat dinilai dari hasil, bukan dari niat.” Cicero, Filsuf-Negarawan Masa Romawi

“Hanya ada dua kata yang menuntun Anda pada kesuksesan. Kata-kata itu adalah “ya” dan “tidak.” Tidak diragukan, Anda telah sangat ahli untuk berkata “ya.” Sekarang, berlatihlah berkata “tidak.”Cita-cita Anda bergantung padanya. Jack Canfield, Penulis Seri Buku Laris Chicken Soup for the Soul

Tak ada yang menyambut satu Januari dengan apatis. Karena hari tu adalah awal dari semua hari menjelang dengan penuh harapan, suatu momen melepas masa yang telah ditinggalkan.” Charles Lamb, Sastrawan Inggris

“Berbahagialah selalu. Karena itu adalah salah satu cara menjadi bijaksana.” Sidonie Gabrielle, Sastrawan Prancis (1873-1954)

“Bertahan hidup artinya selalu siap untuk berubah; karena perubahan adalah jalan menuju kedewasaan. Dan kedewasaan adalah sikap untuk selalu mengembangkan kualitas pribadi tanpa henti.” Henri Bergson, Filsuf Prancis (1859-1941)

“Visi bisa jadi adalah kekuatan terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi kerangka tentang apa yang belum kita ketahui.” Li Ka Shing, Milyuner Hongkong

“Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi partner bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka.” Ken Blanchard,Pebisnis-Konsultan

“Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran.” Benjamin Disraeli, Mantan PM Inggris-Novelis

Jauhilah kebiasaan menggunjing, karena menyebabkan tiga bencana: pertama, doa tak terkabul. Kedua, amal kebaikan tak diterima. Dan ketiga, dosa bertambah (Riwayat Ali bin Abi Thalib)

“Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan.

Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan.”
Henry Wadsworth Longfellow, Pujangga AS (1807-1882)

Kurangnya loyalitas dalam hal apa pun seringkali menjadi salah satu penyebab
utama kegagalan pada perjalanan hidup kita. Napoleon Hill,Sastrawan AS (1883-1970)

“Perubahan adalah kata lain untuk berkembang atau mau belajar. Dan, kita semua mampu melakukannya jika berkehendak.” Prof Charles Handy, Filsuf

“Penampilan fisik hanyalah sekilas dari apa yang sebenarnya tidak terlihat.” Anaxagoras, Filsuf Yunani

“Kadang kala, justru keputusan kecil yang akan mampu merubah hidup kita selamanya.” Keri Russell, Aktris “Jalan awal terbaik untuk mewujudkan segala impian Anda adalah bangun dan bangkit dari tempat tidur.” Paul Valery, Pujangga Prancis (1875-1941)

“Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi seuntai maaf tulus.
Pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh.” Mohandas Gandhi

“Cinta kadang kala merupakan sebuah keajaiban. Namun keajaiban kadang kala
justru hanya sebuah ilusi.” Minoo Javan, Selebriti-Penyanyi

“Perdamaian bukanlah berarti ketidakhadiran peperangan semata; Namun, ia adalah sebuah nilai-setonggak karakter kebaikan, kepercayaan, dan keadilan sejati.” Baruch Spinoza, Filsuf (1632-1677)

“Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya,
maka kehidupannya tidak berharga.” Martin Luther King Jr,Aktivis HAM AS

“Jika Anda bisa membuat orang lain tertawa, maka Anda akan mendapatkan semua cinta yang Anda inginkan.” Art Buchwald,Kolumnis Peraih Hadiah Pulitzer

“Karena bukan di telingaku kau membisik, namun di hatiku.
Karena bukan di bibirku kau mengecup, namun di jiwaku.” Judy Garland, Aktris Hollywood (1922-1969)

“Ketika kekuatan akan cinta melebihi kecintaan akan kekuasaan, maka dunia pun menemukan kedamaian.” Jimi Hendrix, Gitaris Rock AS

“Ketahuilah, hal-hal terindah di dunia ini terkadang tak bisa terlihat dalam pandangan atau teraba dengan sentuhan; mereka hanya bisa terasakan dengan hati.”
Helen Keller, Penulis Tuna Wicara-Netra AS (1880-1968)

“Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahan
melengkung melawan terpaan angin.” (Bruce Lee, Aktor Laga Kungfu)

“Bukti tertinggi pencapaian sebuah nilai adalah memiliki kekuasaan
tak terbatas namun tanpa menyalahgunakannya.” (Thomas Babington, Politisi-Sejarahwan)

Kita tidak dapat memperoleh pikiran yang damai kecuali kita dapat berhubungan dengan
Sumber kedamaian yang yang ada di dalam diri kita. Damai yang kamu miliki dalam dirimu, dan jika kamu mencarinya di luar,kamu tidak akan pernah menemukannya.
(Maha Guru Ching Hai)

Pengetahuan ada dua macam :yang telah kita ketahui dengan sendirinya atau
yang hanya kita ketahui dimana ia bisa didapatkan. (George Bernard Shaw)

Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain,sama saja dengan orang yang memutuskan
jembatan yang harus dilaluinya,karena semua orang perlu di maafkan. (Thomas Fuller)

Cinta adalah tamu yang selalu datang tanpa undangan tapi kepergiannya tidak pernah diharapkan.Dan sesungguhnya hati akan merasa memiliki cinta apabila cinta itu telah pergi.

Kebebasan itu berasal dari manusia,tidak dari undang-undang atau institusi. (Clarence Darrow)

Anda belum bisa dibilang kaya sampai Anda memiliki sesuatu yang tidak dapat dibeli uang. (Natalie Portman, aktris)

Saya tidak mengetahui kunci menuju kesuksesan,tetapi kunci menuju kegagalan
adalah berusaha untuk menyenangkan semua orang. (Natalie Portman, aktris)

Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab,
mencintai hidup dan pekerjaannya (Kahlil Gibran)

Uang tidak akan pernah cukup untuk menyembuhkan perasaan sakit dan kebingungan. (Wynona Rider, aktris)

Bekerja dengan rasa cinta berarti melebur diri dengan jiwa sendiri,diri orang lain juga Tuhan (Kahlil Gibran)

Kata yang paling indah bagi umat manusia adalah ‘Ibu’ dan panggilan paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta yang keluar dari kedalaman hati paling dalam. (Kahlil Gibran)

Jika Anda tak dapat memahami teman dalam semua keadaan,maka Anda tak akan pernah dapat memahaminya sampai kapanpun. (Kahlil Gibran)

Kerja adalah wujud nyata cinta. Jika kita tak dapat bekerja dengan kecintaan namun hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu,lalu duduklah di gerbang rumah ibadah untuk menerima derma dari mereka yang bekerja dengan suka cita (Kahlil Gibran)

Selalu ada keindahan dalam setiap masalah.Itu adalah salah satu cara kita belajar
Kecantikan bukan di wajah,melainkan cahaya yang keluar dari dalam hati. (Kahlil Gibran)

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin)

Kalau rumput dapat tumbuh melalui semen,cinta dapat ditemukan setiap saat dalam hidup Anda. (Cher)

Pada saat-saat tertentu,seringkali sebaiknya kita bergantung pada intuisi. (Natalie Portman, aktris)

Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati, satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar (Khalil Gibran)

Kesatuan dan kesederhanaan adalah dua sumber kecantikan sejati.
(Johann Joachim Winckelmann)

Rasa sakit akan memudar,tetapi kecantikan sejati akan abadi (Pierre Auguste Renoir)

Cinta sejati tidak datang kepadamu,tetapi harus datang dari dalam dirimu.

(Julia Roberts, aktris)

Anda tidak akan pernah salah selama selalu berpegang pada kebenaran.
(Sharon Stone, aktris)

“Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima.”
Ivan Panin, Matematikawan Rusia (1855-1942)

“Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian.” Henry Van Dyke, Pujangga AS

“Belajar bagaimana cara belajar adalah keahlian terpenting dalam hidup.”
Tony Buzan, Penemu Metode Mind Mapping

Cinta monyet: “Aku mencintai karena aku dicintai”.
Cinta sejati: “Aku dicintai karena aku mencintai.”
Cinta monyet: “Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu.”
Cinta sejati: “Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu.”
Erich Fromm, Pakar Sosiologis-Psikologi Sosial Filsuf Humanis

“Di tiap musibah yang menimpa Anda, ingatlah untuk bercermin
dan bertanya tentang daya apa yang bisa Anda upayakan guna menarik
pelajaran positif dari kejadian itu.” (Epictetus, Filsuf Yunani)

“Dunia bergerak begitu cepat sekarang. Saat seseorang berkata sesuatu tak bisa dilakukan, sesungguhnya dia sudah diinterupsi orang yang telah dapat melakukannya.” Elbert Hubbard (1856-1915), penulis, penerbit, filsuf AS




Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.
JALAN
Jalan sudah ditandai.
Jika menyimpang darinya, kau akan binasa.
Jika mencoba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,
kau melakukan perbuatan setan.
EMPAT LAKI-LAKI DAN PENERJEMAH
Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, karena aku ingin inab.”
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”
Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku …
BURUNG HANTU DAN ELANG RAJA
Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu. Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.” Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya! Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”
DIMENSI LAIN
Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,
tetapi dalam jenis yang berbeda.
Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.
Ini tampak nyata,
hanya untuk orang yang berbudi halus –
mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.
Kebenaran yang agung ada pada kita
Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan,
Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga
Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam
Menjadi nyata.
KESADARAN
Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain.
DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN
Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna …
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.
MEREKA YANG TAHU, TIDAK DAPAT BICARA
Kapan pun Rahasia Pemahaman diajarkan kepada semua orang
Bibir-Nya dijahit melawan pembicaraan tentang Kesadaran.
JOHA DAN KEMATIAN
Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya, ia berkata, “Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga…”
Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:
“Orangtua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!”
KECERDASAN DAN PEMAHAMAN SEJATI
Kecerdasan adalah bayangan dari Kebenaran obyektif
Bagaimana bayangan dapat bersaing dengan cahaya matahari?
REALITAS SEJATI
Di sini, tidak ada bukti akademis di dunia;
.
JIWA MANUSIA
Pergilah lebih tinggi — Lihatlah Jiwa Manusia!
PELEPASAN MENIMBULKAN PEMAHAMAN
Wahai Hati! Sampai dalam penjara muslihat,
kau dapat melihat perbedaan antara Ini dan Itu,
Karena pelepasan seketika dari Sumber Tirani;
bertahan di luar
KAU DAN AKU
Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung, Kau dan Aku;
Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,
Kau dan Aku.
Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –
Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,
akan menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –
Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …
Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.
DUA ALANG-ALANG
Dua alang-alang minum dari satu sungai.
Satunya palsu, lainnya tebu.
AKAN JADI APA DIRIKU?
Aku terus dan terus tumbuh seperti rumput;
Aku telah alami tujuhratus dan tujuhpuluh bentuk.
Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran;
Dan dari sayuran Aku mati dan menjadi binatang.
Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia.
Maka mengapa takut hilang melalui kematian?
Kelak aku akan mati
Membawa sayap dan bulu seperti malaikat:
Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat –
Apa yang tidak dapat kau bayangkan.
Aku akan menjadi itu.
RASUL
Rasul adalah mabuk tanpa anggur:
Rasul adalah kenyang tanpa makanan.
Rasul adalah terpesona, takjub:
Rasul adalah tidak makan maupun tidur
Rasul adalah raja di balik jubah kasar:
Rasul adalah harta benda dalam reruntuhan.
Rasul adalah bukan dari angin dan bumi:
Rasul adalah bukan dari api dan air.
Rasul adalah laut tanpa pantai:
Rasul adalah hujan mutiara tanpa menalang.
Rasul adalah memiliki ratusan bulan dan langit:
Rasul adalah memiliki ratusan cahaya matahari.
Rasul adalah bijaksana melalui Kebenaran:
Rasul adalah bukan sarjana karena buku.
Rasul adalah melebihi keyakinan dan kesangsian:
Karena Rasul apakah ada ‘dosa’ atau ‘kebaikan’?
Rasul berangkat dari Ketiadaan:
Rasul telah tiba, benar-benar berangkat.
Rasul adalah, Tersembunyi, Wahai Syamsuddin!
Carilah, dan temukan – Rasul!
KEBENARAN
Nabi bersabda  telah dinyatakan:
“Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah
Tidak di bumi, langit atau singgasana.
Ini kepastian, wahai kekasih:
Aku tersembunyi di kalbu orang yang beriman.
Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini.”
ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan akan Kebenaran lenyap dalam pengetahuan Sufi. Kapan manusia akan memahami ucapan ini?
DEBU DI ATAS CERMIN
Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.
TINDAKAN DAN KATA-KATA
Aku memberi orang-orang
apa yang mereka inginkan.
Aku membawakan sajak karena mereka
menyukainya sebagai hiburan.
Di negaraku, orang tidak menyukai puisi.
Sudah lama aku mencari orang yang
menginginkan tindakan, tetapi
mereka semua ingin kata-kata.
Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian;
tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya.
Maka aku hadirkan padamu — kata-kata.
Ketidakpedulian yang bodoh
akhirnya membahayakan,
Bagaimanapun hatinya satu denganmu.
KERJA
Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan
dan menuju ke kelompok Manusia.
RUMAH
Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah, dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk, yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
BURUNG HANTU
Hanya burung bersuara merdu yang dikurung.
Burung hantu tidak dimasukkan sangkar
UPAYA
Ikat dua burung bersama.
Mereka tidak akan dapat terbang,
kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
PENCARIAN
Carilah mutiara, saudaraku, di dalam tempurung;
Dan carilah keahlian diantara manusia di dunia.
TUGAS INI
Kau mempunyai tugas untuk dijalankan. Lakukan yang lainnya, lakukan sejumlah kegiatan, isilah waktumu secara penuh, dan jika kau tidak menjalankan tugas ini, seluruh waktumu akan sia-sia.
KOMUNITAS CINTA
Komunitas Cinta tersembunyi diantara orang banyak;
Seperti orang baik dikelilingi orang jahat.
SEBUAH BUKU
Tujuan sebuah buku mungkin sebagai petunjuk. Namun kau dapat juga menggunakannya sebagai bantal; Kendati sasarannya adalah memberi pengetahuan, petunjuk, keuntungan.
Ia berkata, “Siapa itu berada di pintu?”
Aku berkata, “Hamba sahaya Paduka.”
Ia berkata, “Kenapa kau ke mari?”
Aku berkata, “Untuk menyampaikan hormat padamu, Gusti.”
Ia berkata, “Berapa lama kau bisa bertahan?”
Aku berkata, “Sampai ada panggilan.”
Aku pun menyatakan cinta, aku mengambil sumpah
Bahwa demi cinta aku telah kehilangan kekuasaan.
Ia berkata, “Hakim menuntut saksi kalau ada pernyataan.”
Aku berkata, “Air mata adalah saksiku, pucatnya wajahku adalah buktiku.”
Ia berkata, “Saksi tidak sah, matamu juling.”
Aku berkata, “Karena wibawa keadilanmu mataku terbebas dari dosa.”
Syair religius di atas adalah cuplikan dari salah satu puisi karya penyair sufi terbesar dari Persia, Jalaluddin Rumi. Kebesaran Rumi terletak pada kedalaman ilmu dan kemampuan mengungkapkan perasaannya ke dalam bahasa yang indah. Karena kedalaman ilmunya itu, puisi-puisi Rumi juga dikenal mempunyai kedalaman makna. Dua hal itulah –kedalaman makna dan keindahan bahasa– yang menyebabkan puisi-puisi Rumi sulit tertandingi oleh penyair sufi sebelum maupun sesudahnya.
Rumi memang bukan sekadar penyair, tetapi ia juga tokoh sufi yang berpengaruh pada zamannya. Rumi adalah guru nomor satu tarekat Maulawiah –sebuah tarekat yang berpusat di Turki dan berkembang di daerah sekitarnya. Tarekat Maulawiah pernah berpengaruh besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmanidan kalangan seniman pada sekitar tahun l648.
Sebagai tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewa-dewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran. Pada zamannya, ummat Islam memang sedang dilanda penyakit itu.
Bagi kelompok yang mengagul-agulkan akal, kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Segala sesuatu yang tidak dapat diraba oleh indera dan akal, cepat-cepat mereka ingkari dan tidak diakui.
Padahal, menurut Rumi, justru pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan iman kepada sesuatu yang ghaib. Dan karena pengaruh pemikiran seperti itu pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata, yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi, bisa menjadi goyah.
Rumi mengatakan, “Orientasi kepada indera dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu’tazilah. Mereka merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya.”
Bagi Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena tidak pernah melihatnya dengan mata kepala atau belum pernah meraba dengan indera. Sesungguhnya, batin akan selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah penyembuhan yang terkandung dalam obat. “Padahal, yang lahir itu senantiasa menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah kegunaannya tersembunyi di dalamnya?” tegas Rumi.
WAFAT
Semua manusia tentu akan kembali kepada-Nya. Demikianlah yang terjadi pada Rumi. Penduduk Konya tiba-tiba dilanda kecemasan, gara-gara mendengar kabar bahwa tokoh panutan mereka, Rumi, sakit keras. Meski menderita sakit keras, pikiran Rumi masih menampakkan kejernihannya.
Seorang sahabatnya datang menjenguk dan mendo’akan, “Semoga Allah berkenan memberi ketenangan kepadamu dengan kesembuhan.” Rumi sempat menyahut, “Jika engkau beriman dan bersikap manis, kematian itu akan bermakna baik. Tapi kematian ada juga kafir dan pahit.”
Pada 5 Jumadil Akhir 672 H dalam usia 68 tahun Rumi dipanggil ke rahmatullah. Tatkala jenazahnya hendak diberangkatkan, penduduk setempat berdesak-desak ingin menyaksikan. Begitulah kepergian seseorang yang dihormati ummatnya.
TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI
Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.
Aku mati sebagai mineral
dan menjelma sebagai tumbuhan,
aku mati sebagai tumbuhan
dan lahir kembali sebagai binatang.
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.
Kenapa aku harus takut?
Maut tidak pernah mengurangi sesuatu dari diriku.
Sekali lagi,
aku masih harus mati sebagai manusia,
dan lahir di alam para malaikat.
Bahkan setelah menjelma sebagai malaikat,
aku masih harus mati lagi;
Karena, kecuali Tuhan,
tidak ada sesuatu yang kekal abadi.
Setelah kelahiranku sebagai malaikat,
aku masih akan menjelma lagi
dalam bentuk yang tak kupahami.
Ah, biarkan diriku lenyap,
memasuki kekosongan, kasunyataan
Karena hanya dalam kasunyataan itu
 mulia;
“Kepada Nya, kita semua akan kembali”
Apa Yang mesti Ku lakukan
Apa yang mesti kulakukan, O Muslim? Aku tak mengenal didiku sendiri
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Gabar, bukan Muslim
Aku bukan dari Timur, bukan dari Barat, bukan dari darat, bukan dari laut,
Aku bukan dari alam, bukan dari langit berputar,
Aku bukan dari tanah, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api,
Aku bukan dari cahaya, bukan dari debu, bukan dari wujud dan bukan dari hal
Aku bukan dari India, bukan dari Cina, bukan dari Bulgaria, bukan dari Saqsin,
Aku bukan dari Kerajaan Iraq, bukan dari negeri Korazan.
Aku bukan dari dunia in ataupun dari akhirat, bukan dari Sorga ataupun Neraka
Aku bukan dari Adam, bukan dari Hawa, bukan dari Firdaus bukan dari Rizwan
Tempatku adalah Tanpa tempat, jejakku adalah tak berjejak
Ini bukan raga dan jiwa, sebab aku milik jiwa Kekasih
Telah ku buang anggapan ganda, kulihat dua dunia ini esa
Esa yang kucari, Esa yang kutahu, Esa yang kulihat, Esa yang ku panggil
Ia yang pertama, Ia yang terakhir, Ia yang lahir, Ia yang bathin
Tidak ada yang kuketahui kecuali :Ya Hu” dan “Ya man Hu”
Aku mabok oleh piala Cinta, dua dunia lewat tanpa kutahu
Aku tak berbuat apa pun kecuali mabok gila-gilaan
Kalau sekali saja aku semenit tanpa kau,
Saat itu aku pasti menyesali hidupku
Jika sekali di dunia ini aku pernah sejenak senyum,
Aku akan merambah dua dunia, aku akan menari jaya sepanjang masa.
O Syamsi Tabrizi, aku begitu mabok di dunia ini,
Tak ada yang bisa kukisahkan lagi, kecuali tentang mabok dan gila-gilaan.

Ado Sadroi, Akp. Filsafat Umum

Tokoh-tokoh Filsafat yunani kuno Beserta Pemikirannya


Tokoh-tokoh Filsafat yunani kuno Beserta Pemikirannya

Pada Umumnya pemikiran teoritis it memiliki kaitan yang erat dengan lingkungan tempat   pemikiran itu dilakukan dan pemikiran teoritis itu permulaan lahirnya filsafat di Yunani pada abad ke-6 sebelum masehi da Yunani merupakan tempat dimana pemikiran ilmiah mulai tumbuh dan pada zaman itu lahirlah para pemikir yang mengarah dan menyebabkan filsafat itu dilahirkan. Cirri-ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme. Rasionalisme Yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sophis untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih terdahulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.

Pada bab selanjutnya penulis akan membahas tentang filsafat pra Socrates dan tokoh-tokoh filsafat Yunani kuno beserta pemikirannya. Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal asas atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu.
Dan filsafat pra Socrates ditandai usaha mencari asal (asas) segala sesuatu (arche) tidakkah dibalik keanekaragaman realitas di alam semesta itu hanya satu azas? Thales mengusulkan air, Anaximandros: yang tak terbatas, Anaximenes: api-udara-tanah-air, Pythagoras dikenal oleh sekolah yang didirikannya untuk merenungkan hal itu. Herakleitos mengajar bahwa segala Sesuatu mengalir


A. Masa Pemikiran Filsafat pra-Socrates

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut. Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng ataui mite-mite yang diterima dari agama.

Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebablan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surge, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). 
Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira pada abadke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman.
Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).

Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat majuu, rasioanl dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
B. Beberapa Tokoh Filsafat Yunani Para filosof itu tergolong dalam filosof alam. Para filosof alam tersebut tidak mempercayai cerita-cerita yang demikian dan menganggapnya sebagai takhayul yang tidak masuk akal, karena itulah mereka berusaha untik mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya sendiri, maka mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal karena pemikiran mereka sampai pada akar (radik=akar) dari alam yang dipersoalkan.

a) Thales (625-545 SM)

Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi. Ada yagn mengatakan bahwa Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai ahli nujum. Karena pada suatu waktu ia pernah meramalkan aka nada gerhana matahari pada bulan itu dan tahun itu dan ramalan itu benar. Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu.
Dengan jala berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi sebab penghabisan dari segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya sehari-hari dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam sebagai orang pesisir ia dapat melihat bahwa air laut menjadi smber hidup. Thales pula kemegahan air laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia yang menjadi dasar penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.
b) Anaximandros (640-547)

Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Meskipun oa murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang dikatakan oleh gurunya.
Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhuitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan tidak ada persamaannya dengan apapun. Meskipun tentang teori asalm kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas dia tidak mengenal ajaran Islam atau yang lainnya.

c) Anaximenes (585-494 SM)

Menurut Anaximenes prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses “pemadatan dan pengeceran”, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi.

d) Pythagoras (580-500 SM)

Pythagoras lahir dipulau Samos yang termasuk daerah Ionia dalam kota ini Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang sifat-sifatnya akan dibicarakan di bawah ini. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religious, mereka menghomati dewa Apollo.
Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhban bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian. Pythagoras tersebut juga sebagai ahli pikir. Terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsure angka.


e) Heraklitosn (540-480 SM)

Ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pendangan yang berbeda dengn filosof-filosof sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala suatu hanyalah satu yakni api.
Ia memandang bahwa api sebagai anasir yang asal pandangannyasemata-mat tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos. Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan bergantu-ganti memakan dan menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu kesatuan dalam perubahan.

Pemikiran Etika Kant


    Pemikiran Etika Kant

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Immanuel Kant(1724-1804) adalah seorang filsuf besar  Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana metafisika hingga etika politik dan dari estetika hingga teologi. Lebih dan itu, dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafat moral baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya.

Telaah atas pemikiran Kant merupakan kajian yang cukup rumit, sedikitnya karena dua alasan. Pertama, Kant membongkar seluruh filsafat sebelumnya dan membangunnya secara baru sama sekali. Filsafatnya itu oleh Kant sendiri disebut Kritisisme untuk melawankannya dengan Dogmatisme. Dalam karyanya berjudul Kritik der reinen Vernunft (Kritik Akal Budi Murni, 1781/1787) Kant menanggapi, mengatasi, dan membuat sintesa antara dua arus besar pemikiran modern, yakni Empirisme dan Rasionalisme. Revolusi filsafat Kant ini seringkali diperbandingkan dengan revolusi pandangan dunia Copernicus, yang mematahkan pandangan bahwa bumi adalah datar.

Kedua, sumbangan Kant bagi Etika. Dalam Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797), Kant membuat distingsi antara legalitas dan moralitas, serta membedakan antara sikap moral yang berdasar pada suara hati (disebutnya otonomi) dan sikap moral yang asal taat pada peraturan atau pada sesuatu yang berasal dan luar pribadi (disebutnya heteronomi).

Kant lahir pada 22 April 1724 di Konigsberg, Prussia Timur (sesudah PD II dimasukkan ke Uni Soviet dan namanya diganti menjadi Kaliningrad). Berasal dan keluarga miskin, Kant memulai pendidikan formalnya di usia delapan tahun pada Collegium Fridericianum. Ia seorang anak yang cerdas. Karena bantuan sanak saudaranyalah ia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Konigsberg. Selama studi di sana ia mempelajari hampir semua matakuliah yang ada. Untuk mencari nafkah hidup, ia sambil bekerja menjadi guru pribadi (privatdozen) pada beberapa keluarga kaya.

Pada 1775 Kant rnemperoleh gelar doktor dengan disertasi benjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api” (Meditationum quarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia mengajar di Univensitas Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kant dijuluki sebagai “der schone magister” (sang guru yang cakap) karena cara mengajarnya yang hidup bak seorang orator.

Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundi sensibilis atgue intelligibilis forma et principiis). Kant meninggal 12 Februari 1804 di Konigsberg pada usianya yang kedelapanpuluh tahun. Karyanya tentang Etika mencakup sebagai berikut: Grundlegung zur Metaphysik der Sitten (Pendasaran Metafisika Kesusilaan, 1775), Kritik der praktischen Vernunft (Kritik Akal Budi Praktis, 1 778), dan Die Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797).

Pemikiran Kant tentang Moral
Deontologi berasal dari kata Yunani “deon” yang berarati apa yang harus dilakukan, kewajiban. Pemikiran ini dikembangkan oleh filosof Jerman,Immanuel Kant (1724- 1804). Sistem etika selama ini yang menekankan akibat sebagai ukuran keabsahan tindakan moral dikritik habis-habisan oleh Kant. Kant memulai suatu pemikiran baru dalam bidang etika dimana ia melihat tindakan manusia absah secara moral apabila tindakan tersebut dilakukan berdasarkan kewajiban (duty) dan bukan akibat. Menurut Kant, tindakan yang terkesan baik bisa bergeser secara moral apabila dilakukan bukan berdasarkan rasa kewajiban melainkan pamrih yang dihasilkan. Perbuatan dinilai baik apabila dia dilakukan semata-mata karena hormat terhadap hukum moral, yaitu kewajiban.

Kant membedakan antara imperatif kategoris dan imperatif hipotetis sebagai dua perintah moral yang berbeda. Imperatif kategoris merupakan perintah tak bersyarat yang mewajibkan begitu saja suatu tindakan moral sedangkan imperatif hipotesis selalu mengikutsertakan struktur “jika.. maka.. “. Kant menganggap imperatif hipotetis lemah secara moral karena yang baik direduksi pada akibatnya saja sehingga manusia sebagai pelaku moral tidak otonom (manusia bertindak semata-mata berdasarkan akibat perbuatannya saja). Otonomi manusia hanya dimungkinkan apabila manusia bertindak sesuai dengan imperatif kategoris yang mewajibkan tanpa syarat apapun. Perintah yang berbunyi “lakukanlah” (du sollst!). Imperatif kategoris menjiwai semua perbuatan moral seperti janji harus ditepai, barang pinjaman harus dikembalikan dan lain sebagainya. Imperatif kategoris bersifat otonom (manusia menentukan dirinya sendiri) sedangkan imperati hipotetis bersifat heteronom (manusia membiarkan diri ditentukan oleh faktor dari luar seperti kecenderungan dan emosi).

Berkenaan dengan pemikiran deontologinya, Kant mengemukakan duktum moralnya yang cukup terkenal: “bertindaklah sehingga maxim (prinsip) dari kehendakmu dapat selalu, pada saat yang sama, diberlakukan sebagai prinsip yang menciptakan hukum universal. Contoh tindalah moral “jangan membunuh” adalahbesar secara etis karena pada saat yang sama dapat diunverasalisasikan menjadi prinsip umum, (berlaku untuk semua orang dimana saja kapan saja).

Etika Immanuel Kant (1724-1804) diawali dengan pernyataan bahwa satu-satunya hal baik tyang tak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah “kehendak baik”. Sejauh orang berkehendak baik maka orang itu baik, penilaian bahwa sesorang itu baik sama sekali tidak tergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri kecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik yang dimiliki seseorang adalah bahwa ia mau menjalankan Kewajiban. Setiap tindakan yang kita lakukan adalah untuk menjalankan kewajiban sebagai hokum batin yang kita taati, tindakan itulah yang mencapai moralitas, demikian menurut Kant. Kewajiban menurutnya adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya aku wajib menaatinya. Ketaatanku ini muncul dari sikap batinku yang merupakan wujud dari kehendak baik yang ada didalam diriku. Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya, Pertama, ia memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkannya. Kedua, Ia memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya, misalnya rasa kasihan. Ketiga, Ia memenuhi kewajibannya kerena kewajibannya tersebut, karena memang ia mau memenuhi kewajibannya. Tindakan yang terakhir inilah yang menurut Kant merupakan tindakan yang mencapai moralitas. Lalu Kant membedakan dua hal antara Legalitas dan Moralitas. Legalitas adalah pemenuhan kewajiban yang didorong oleh kepentingan sendiri atau oleh dorongan emosional.

Sedang Moralitas adalah Pemenuhan kewajiban yang didorong oleh keinginan memenuhi kewajiban yang muncul dari kehendak baik dari dalam diri. Selanjutnya Kant menjabarkan criteria kewajiban moral, landasan epistemologinya bahwa tindakan moral manusia merupakan apriori akal budi praktis murni yang mana sesuatu yang menjadi kewajiban kita tidak didasarkan pada realitas empiris, tidak berdasarkan perasaan, isi atau tujuan dari tindakan. Kriteria kewajiban moral ini menurut Kant adalah Imperatif Kategoris. Perintah Mutlak demikian istilah lain dari Imperatif Kategoris, ia berlaku umum selalu dan dimana-mana, bersifat universal dan tidak berhubungan dengan tujuan yang mau dicapai. Dalam arti ini perintah yang dimaksudkan adalah perintah yang rasional yang merupakan keharusan obyektif, bukan sesuatu yang berlawanan dengan kodrat manusia, misalnya “kamu wajib terbang !”, bukan juga paksaan, melainkan melewati pertimbangan yang membuat kita menaatinya. Ada tiga Rumusan Imperatif kategoris menurut Kant, Pertama, “ Bertindaklah semata-mata menurut menurut maksim yang dapat sekaligus kau kehendaki menjadi hokum umum”.

Kata Maksim artinya adalah prinsip subyektif dalam melakukan tindakan. Maksim ini yang kemudian menjadi dasar penilaian moral terhadap tindakan seseorang, apakah tindakan moral yang berdasarkan maksimku dapat diuniversalisasikan, diterima oleh orang lain dan menjadi hokum umum?. Prinsip penguniversalisasian ini adalah ciri hakiki dari kewajiban moral. Rumusan kedua adalah “Bertindaklah sedemikian rupa sehingga engkau memperlakukan manusia entah didalam personmu atau didalam person orang lain sekaligus sebagai tujuan pada dirinya sendiri bukan semata-mata sebagai sarana belaka”. Maksudnya bahwa segala tindakan moral dan kewajiban harus menjunjung tinggi penghormatan terhadap person. Dua rumusan diatas tidak dapat berlaku jika tidak ada rumusan yang ketiga ini yaitu otonomi kehendak, tanpa otonomi kehendak, manusia tidak dapat bertindak sesuai dengan rumusan Imperatif Kategoris. Moralitas menurut Kant merupakan implikasi dari tiga Postulat antara lain; Kebebasan kehendak manusia, immortalitas jiwa dan Eksistensi Allah. Kehendak bebas manusia merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal karena terimplikasi langsung dalam kesadaran moral. Immortalitas jiwa menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak munggkin dicapai didunia tapi dikehidupan nanti. Dan Keberadaan Allah yang menjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan merasakan ganjarannya dikemudian hari berupa kebahagiaan sejati. Ketiganya itu disebut Kant sebagai “Postulat” yaitu suatu kenyataan yang sungguh ada dan harus diterima, dan tidak perlu dibuktikan secara teoritis, ini merupakan hasil penyimpulan akal budi praktis atas moral manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Magnis-Suseno, Franz. 1997. 13 Tokoh Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kant, Immanuel. 2005. Kritik Atas Akal Budi Praktis. Diterjemahkan dari judul Critique of Practical Reason (1956) oleh Nurhadi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Bagus, Loren, Kamus Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002.
Budi Hardiman, F, Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, PT Gramedia Pustaka utama, 2007.
Magnis-Suseno, Franz, 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani sampai abad 19, Penerbit Kanisius Yogyakarta, 1997.
Standford Encyclopedia of Philosophy on-line, Kant’s Moral Philosophy, http://plato.stanford.edu

Beberapa Ahli Filsafat Terbaik Disepanjang Sejarah

Artikel ini akan memaparkan pengaruh, dalamnya wawasan, serta cakupan luas terhadap banyaknya subyek dari “pecinta kebijakan,” dan memberikan peringkat kepda beberapa ahli filsafat terbaik disepanjang sejarah ini.

Ibnu Sina

Gambar Pertama Beberapa Ahli Filsafat Terbaik Disepanjang Sejarah Oleh Unik Segiempat

Nama lengkapnya adalah Abū ʿAlī al-Ḥusayn ibn ʿAbd Allāh ibn Sīnā, dua kata terakhir namanya dilatinkan dan dikenal umum dalam sejarah barat, yaitu Avicenna.
Pria ini hidup dalam Kekaisaran Persia pada tahun 980 sampai 1037. Pengetahuannya yang paling terkenal sampai saat ini ada dua, yang pertama adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine.
Buku pertamanya berisikan semua hal, dari logika, matematika, musik dan juga ilmu pengetahuan. Dia mengemukakan bahwa Venus lebih dekat ke Bumi, daripada jarak Matahari ke Bumi. Dan pendapatnya itu benar. Dia menolak astrologi sebagai ilmu pengetahuan, karena astrologi didasari oleh dugaan, bukan bukti. Dia membuat teori bahwa ada semacam cairan yang ada dibawah tanah, yang akan melakukan proses fosilisasi tulang dan kayu. Dan sebetulnya, proses pembatuan tubuh dari hewan dan tumbuhan tidak lebih luar biasa daripada transformasi air itu sendiri.
Meskipun kurang tepat, tetapi teori ini ada benarnya. Pembatuan dapat terjadi pada semua material organik, contohnya kayu, yang dipenuhi dengan deposit silika, yang perlahan-lahan akan berubah, dari material kayu menjadi batu. Ibnu Sina juga orang pertama yang mendeskripsikan 5 panca indera: peraba, pengecap, pengelihatan, pendengaran, dan penciuman. Dia juga menjadi psikolog sistematik pertama di dunia, dimana pada saat itu orang-orang yang menderita kelainan mental akan dianggap sedang dirasuki setan.

Konfusius

Gambar Kedua Beberapa Ahli Filsafat Terbaik Disepanjang Sejarah Oleh Unik Segiempat
Master Kong Qiu, yaitu nama Cina dari Konfusius, hidup dari tahun 551 ke 479 SM, dan menjadi ahli filosofi paling penting dalam sejarah TImur. Dia menganut prinsip etika dan politik, dimana pada saat itu masyarakat Yunani juga menganut hal yang sama. Jika Anda berpikir bahwa demokrasi adalah buatan Barat, Anda kurang tepat. Karena Konfusius telah mencetuskannya pada awal tahun 500-an sampai akhir 400-an SM. Prinsip tersebut adalah prinsip demokrasi sama yang diargumentasikan dan dikembangkan oleh orang-orang Yunani.
Konfusius memperjuangkan ide tentang kaisar, tetapi juga mendukung ide tentang batasan dari kekuatan kaisar. Sang kaisar harus jujur dan bawahannya harus menghormatinya, tetapi dia juga harus menjadi orang yang pantas untuk menerima kehormatan tersebut. Jika kaisar melakukan kesalahan, bawahannya harus memberikan sugesti untuk membenarkannya, dan kaisar harus mempertimbangkannya. Penguasa manapun yang bersikap berbeda dari prinsip diatas akan dianggap sebagai tiran, dan tiran itu lebih dianggap sebagai pencuri, daripada sebagai penguasa.

Plato

Gambar Ketiga Beberapa Ahli Filsafat Terbaik Disepanjang Sejarah Oleh Unik Segiempat
Plato adalah pendiri sekolah pertama di dunia, yaitu Academy of Athens. Hampir semua filosofi Barat akan mengacu kepada Plato, yang memiliki guru Socrates, dimana semua ide Socrates dicatat oleh dirinya. Plato dan Xenophon, kawan seperguruannya lah yang mencatat semua ajaran plato.
Salah satu kutipan terkenalnya adalah tentang politik, dimana dia merasa bahwa semua orang yang mengendalikan negara atau kota harus menjadi bijak, dan jika tidak, dia akan menjadi pemimpin yang tidak efektif. Hanya dengan filosofilah dunia bisa bebas dari kejahatan. Dia menentang tentang kebenaran demokrasi, kekuasaan dari dan untuk masyarakat, karena dalam pandangannya, demokrasi lah yang membunuh gurunya, Socrates.
Plato juga berargumen bahwa ada zat ilahiah yang menciptakan Alam Semesta. Dan kita yang hidup di Bumi, tubuh kita, dan semua hal yang kita lihat, dengar, dan sentuh, adalah hal yang kurang nyata, daripada sang Alam Semesta itu sendiri, dan juga dari sang Pencipta.

Aristotle

Gambar Keempat Beberapa Ahli Filsafat Terbaik Disepanjang Sejarah Oleh Unik Segiempat
Aristotle pada peringkat pertama bukanlah hal yang mengejutkan. Aristotle lah yang pertama kali menuliskan sistem untuk memahami dan mengkritik semua hal, mulai dari logika murni sampai etika, politik, literature, dan bahkan ilmu pengetahuan. Dia berteori bahwa ada 4 “penyebab,” atau kualitas, dari semua hal yang eksis: yaitu penyebab material, yaitu terbuat dari apakah subyek; penyebab formal, atau susunan dari material subyek; penyebab efektif, yaitu pencipta dari subyek, dan penyebab terakhir, yaitu tujuan hidup subyek tersebut.
Aristotle ini sangat berpengaruh dalam filosofi, sehingga mustahil membicarakan filosofi tanpa menggunakan atau mencoba membantah ide Aristotle.
Aristotle juga adalah orang pertama didalam sejarah Barat yang berargumen bahwa ada hirarki untuk semua makhluk hidup yang ada di Alam Semesta. Jadi, sudah tugasnya hewan menjadi hewan, dan tumbuhan menjadi tumbuhan. Faktanya, Aristotle juga menjadi pusat dari sistem edukasi klasik yang digunakan didunia barat Abad Pertengahan.
Prinsip etika yang dia temukan adalah konsep melakukan hal-hal yang baik, bukan hanya menjadi orang yang baik belaka. Seseorang bisa menjadi orang yang baik, pemaaf, dermawan, dan sebagainya, tetapi sampai dia membuktikan bahwa dirinya bisa membantu orang lain, kebaikannya itu tidak berarti apa-apa di dunia ini. Ada banyak sekali yang bisa dibicarakan tentang Aristotle, tetapi pastinya artikel ini tidak dapat memuat seluruhnya.

bagaimana Proses terjadinya Hari Kiamat

bagaimana Proses terjadinya Hari Kiamat
bagaimana Proses terjadinya Hari Kiamat menurut falsafah dan ahli kalam dan dalil-dalil apakah yang digunakan oleh keduanya untuk menyabitkan Hari Kiamat?
soalan
Bagaimanakah falsafah Islam dapat memberi alasan yang kuat tentang teori Hari Kiamat? Kononnya terdapat perbezaan antara ahli falsafah dan ahli kalam, sila terangkan dalil-dalil kedua-duanya?
Jawaban Global
Ma'âd bermakna manusia dibangkitkan setelah kematian di mana manusia kembali hidup dan seluruh amal perbuatannya akan diperhitungkan dalam kehidupan baru. Keyakinan ini secara umum dan ringkasnya ialah kesepakatan seluruh ahli kalam dan falsafah ilahi dan seluruh umat Islam beriktikad dengannya menuruti ayat al-Qur'an. Tentang bagaimana proses terjadinya hari kebangkitan, sumber-sumber Islam telah menegaskan kebangkitan secara jasmani. Jasmani tersebut ialah: Manusia yang dibangkitkan dan dikumpulkan pada hari Kiamat adalah manusia yang sama, yang pernah wujud di alam dunia dan individu yang dibangkitkan di hari Kiamat ialah individu yang sama, yang pernah berjisim di dunia (sebagai sebuah realiti yang terdiri dari ruh dan jasad).
Berkenaan dengan ma'âd jasmani, ahli kalam hanya semata-mata bersandar pada dalil-dalil naqli dan menganggapnya sebagai perkara ta’abbudi. Namun sebuah kumpulan falsafah dan khususnya para pengikut maktab Masyya mengkaji ma'âd jasmani dari perspektif akal. Oleh kerana mereka tidak mampu menyelesaikan berbagai masalah-masalah kebangkitan secara jasmani (di antaranya kemustahilan kembalinya sesuatu yang tiada [i'âda ma'dum]) maka mahu tidak mahu mereka beralih pada ma'âd rohani dan mengingkari ma'âd jasmani atau paling kurang mereka berpendapat bahawa ma'âd jasmani tidak dapat disabitkan dan dibuktikan melalui perspektif analisa falsafah.
Sebahagian ahli falsafah yang lain menggunakan jalan khusus untuk menyabitkan ma'âd jasmani; di antaranya adalah Mulla Shadra Syirazi yang berpendapat bahawa badan yang dibangkitkan pada hari Kiamat merupakan badan latif (lunak) yang serupa dengan badan duniawi ini, akan tetapi badan latif (lunak) ini memiliki kapasiti untuk hidup abadi. Mulla Shadra menyebut badan seperti ini sebagai badan mitsâli.
Jawaban Detil
Salah satu persoalan penting semenjak dahulu kala dan menjadi perhatian agama-agama, ahli kalam dan ahli falsafah ialah masalah ma'âd (hari kebangkitan) dan kehidupan setelah kematian. Seluruh pengikut agama meyakini tentang kehidupan pasca kematian dan keyakinan ini dipandang sebagai salah satu masalah paling asasi sebuah agama atau mazhab.
Ma'âd dalam Islam bermakna manusia dibangkitkan pasca kematian di mana manusia akan hidup kembali dan dalam kehidupannya yang baru seluruh amal perbuatanya akan diperhitungkan dan sebagai akhirnya orang-orang yang berbuat kebaikan akan berkediaman di syurga mendapatkan pelbagai nikmat surgawi. Adapun orang-orang yang berbuat kejahatan akan mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya dan mendiami neraka jahannam. Keyakinan ini secara umum dan rigkasnya, semua ahli kalam dan falsafah ilahi bersepakat daripada bahagian-bahagian perkara tersebut. Setiap umat Islam juga berakidah demikan sesuai dengan al-Qur'an tentang terjadinya hari kebangkitan.

Menetapkan Intisari Ma'âd
Dalam ilmu teologi dan filsafat terdapat beberapa dalil yang dapat digunakan untuk menetapkan intisari (ashl) ma'âd (hari kebangkitan). Pada kesempatan ini, sebagai contoh kami akan menyebutkan sebahagian daripada dalil-dalil tersebut:
Ma'âd (hari kebangkitan) merupakan sebuah perkara yang pasti dan hakiki serta tidak terpisah dari masalah penciptaan. Ini disebabkan pergerakan (harâkah) yang terdapat di alam penciptaan ialah pergerakan kehendak manusia di jalan kesempurnaannya yang tidak boleh dilaksanakan tanpa adanya tujuan. Kerana itu, kehidupan sementara manusia perlu memiliki sebuah matlamat di jalan kesempurnaan, bukannya sekali berhenti dan berhujung dengan ketiadaan dan kemustahilan. Perkara ini juga dapat menjelaskan tentang keseluruh penciptaan. Dalam perspektif ini bukan hanya manusia sahaja yang memiliki hari kebangkitan, namun perkara ini meliputi seluruh dunia penciptaan. Hal ini juga dinyatakan dalam al-Qur'an sebagaimana pada ayat, " و ما خلقنا السماءَ و الارضَ و ما بَینَهما باطلاً ذلک ظنُّ الذینَ کفروا فَویلٌ للذینَ کفروا مِن النّار." (Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya sebagai sia-sia. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu kerana mereka akan masuk neraka, Qs. Shad [38]:27)
Demikian juga salah satu dalil yang paling penting bagi kemestian ma'âd iaitu tuntutan dan kenescayaan keadilan Ilahi; kerana jikalau selepas kematian tidak ada hari perhitungan, ganjaran dan hukuman maka ketaatan dan maksiat menjadi sama. Dengan itu Allah (s.w.t) sudah tentu sangat mulia dari keadaan seperti ini. Keadilan Ilahi melazimkan orang-orang yang mengerjakan kebaikan mendapatkan ganjaran yang sesuai dan orang-orang yang mengerjakan keburukan memperolehi hukuman yang setimpal dengan perbuatan buruk mereka.
Penting untuk disebutkan bahawa di samping dalil-dalil kalam dan falsafah tentang persoalan ma'âd, salah satu tajuk-tajuk penting yang mempunyai hubungan rapat  dengan ma’ad ialah pembuktian roh untuk manusia misalannya kehidupan di alam barzakh. Ini disebabkan kewujudan roh non-material bagi manusia disebabkan setelah kematian gerakannya tidak akan berhenti dan akan terus berlanjut pada kehidupan ukhrawi yang sesuai dengan amal perbuatannya pada kehidupan duniawi.

Bagaimana Proses Terjadinya Ma'âd
Adapun bagaimana proses terjadinya ma'âd harus dikatakan bahawa: apa yang diyakini oleh orang yang beragama adalah terjadinya ma'âd jasmani. Hal ini juga dinyatakan dalam Islam bahawa Ma'âd jasmani ialah manusia yang dihimpunkan di hari kebangkitan itulah manusia yang sama, yang hidup di alam dunia sebelum ini. Individu yang akan dibangkitkan di hari Kiamat adalah individu yang sama, yang berjiwa raga di dunia sebagai sebuah realiti yang diatur dari ruh dan jasad.
Dalil-dalil yang kemukakan oleh ahli kalam tentang hari kebangkitan semuanya menyoroti masalah penetapan intisari kejadian hari kebangkitan, namun mengenai proses bagaimana ia terjadi, jasmani atau rohani, mereka hanyalah bersandar pada dalil-dalil naqli dan memandangnya sebagai suatu hal yang sudah semestinya wajib diterima (taken for granted, ta'abbudi).
Demikian juga berkenaan dengan hal-hal terperinci tentang hari kebangkitan; seperti syurga, neraka, jambatan (shirat), timbangan amal (mizan) dan sebagainya, mereka berpendapat bahawa cukuplah yakin terhadap intisari persoalan ini. Perbahasan bagaimana proses terjadinya hari kebangkitan dan dalil-dalil rasionalnya tidak terlalu penting dan hal ini boleh jadi menjadi penyebab munculnya syubhat (keraguan) dalam masalah hari kebangkitan.[1]
Namun demikian berbeza dengan ahli kalam, para ahli falsafah memberikan perhatian yang lebih terhadap persoalan ma'âd jasmani dan masing-masing memberikan pandangan khusus dalam masalah ini.

Ma'âd Ruhani dan Jasmani dalam Falsafah
Sekumpulan ahli falsafah khususnya pengikut maktab falsafah Peripatetik hanyalah meyakini ma'âd secara rohani. Mereka berkata, "Setelah kematian, hubungan roh dan badan akan terputus. Akan tetapi oleh kerana roh merupakan entiti yang murni dari material, maka tidak ada jalan baginya untuk kefanaan dan ketidakwujudan. Setelah terputusnya hubungan dengan badan, roh akan tetap ada.[2] Lantaran tidak mampu menyelesaikan berbagai kritikan ilmiah ma'âd jasmani (di antaranya keraguan akan munculnya syubha kembalinya sesuatu yang tiada [i'âda ma'dum]) mau tak mau kelompok falsafah ini condong kepada ma'âd rohani dan mengingkari ma'âd jasmani. Atau juga mereka berpandangan bahawa ma'âd jasmani tidak dapat disabitkan dan dibedah dengan menggunakan pisau analisa falsafah.
Ahli Falsafah Peripatetik seperti Ibnu Sina berkata dalam hal ini, "Menyabitkan ma'âd melalui jalan syariat, riwayat dan ayat-ayat dapat dilakukan dengan mudah. Sebahagian daripada hal tersebut dapat difahami dengan akal, silogisme dan argumentasi. Sebahagian hal tersebut adalah masalah kebahagiaan dan kecelakaan jiwa (ma'âd ruhani)….." Setelah menjelaskan dan menafsirkan secara terperinci tentang masalah kebahagiaan dan penderitaan roh, Ibnu Sina menjelaskan bahawa ma'âd jasmani yang menjadi objek pembahasan falsafah tidak dapat disabitkan melalui jalan rasional.[3]
Sebahagian ahli falsafah yang lain memiliki metodologi khusus untuk menyabitkan ma'âd jasmani yang di antaranya adalah Mulla Shadra Syirazi yang meyakini bahawa badan yang dibangkitkan pada hari kebangkitan adalah sebuah badan latif (lunak) yang serupa dengan badan duniawi dan memiliki kapasiti yang diperlukan untuk menjalani kehidupan ukhrawi. Mulla Shadra menyebut badan seperti ini sebagai badan mitsali. Di antara ahli falsafah yang meyakini ma'âd dengan badan mitsâli adalah Syaikh Syihabuddin Suhrawardi,[4] dengan sedikit perbezaan dengan pandangan Mulla Shadra, termasuk premis-premis rasional yang terperinci serta selepas melalui pelbagai premis-premis ini, Suhrawardi berpendapat bahawa hakikat jasmani manusia adalah jasmani mitsali. Meski pun kadang kala dapat disimpulkan dari penuturan Mulla Shadra bahawa ia meyakini tentang adanya ma'âd dengan badan material duniawi; akan tetapi pada keseluruhannya apa yang terdapat dalam karya-karya Mulla Shadra dapat disimpulkan bahawa sandaran utama Mulla Shadra mengenai badan yang dibangkitkan pada hari Kiamat adalah badan mitsâli. Melalui jalan ini, seluruh tipologi jasmani berada pada tahap yang lebih lunak, intensifnya lebih tinggi yang terealisasi untuk badan mitsali, Mulla Shadra menyabitkan jasmaninya kehidupan ukhrawi. [IQuest]
Untuk telaah lebih jauh berkenaan dengan perbahasan ini kami persilakan anda untuk merujuk beberapa indeks berikut ini:
1.     Ma'âd Jasmani, Pertanyaan 6234 (Site: 6492)
2.     Badan yang Dihimpunkan pada Ma'âd Jasmani, Pertanyaan 6335 (Site: 6502)
3.     Dalil-dalil untuk Menetapkan Ma'âd, Pertanyaan 2609 (Site: 2749)


[1]. Muhammad Ridha Muzhaffar, 'Aqâid al-Imâmiyah, hal. 127, Intisyarat al-Syarif al-Radhi, Qum, 1411 H.  
[2]. Ja'far Subhani, 'Aqâid Islâmi dar Partû Qur'ân, hal. 582, Nasyr-e Daftar-e Tablighat-e Islami, Qum, 1379 S.  
[3]. Farhangg-e Ma'ârif Islâmi, jil. 3, hal. 1816.  
[4]. 'Aqâid Islâmi dar Partû Qur'ân, hal. 582.